Kamis, 19 Mei 2016

Dasar Bernavigasi

Navigasi kota dengan bantuan peta kompas & gps
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat diabad ini, banyak memunculkan teknologi-teknologi yang dahulu dianggap mahal menjadi murah, yang dianggap susah menjadi mudah, seperti halnya aplikasi peta, kompas dan gps yang dengan mudah bisa kita dapatkan dari aplikasi smartphone.


Dengan bantuan aplikasi diatas kita bisa dipandu melakukan sebuah perjalanan di tengah perkotaan yang akan kita kunjungi, namun yang perlu kita ingat aplikasi-aplikasi itu membutuhkan sumber energi, sinyal satelit dan beberapa membutuhkan paket data internet. Sehingga jika anda tergantung hanya kepada smartphone anda harus siap dengan 3 hal diatas.

Jika kita perhatikan orang asing yang sedang berlibur di Indonesia, mereka kerap kali tetap menggunakan kompas dan peta manual sebagai patokan dalam berlibur dikota yang mereka kunjungi. Pertanyaannya mengapa mereka masih bernavigasi manual? Secara pribadi saya memang belum pernah bertanya langsung kepada mereka namun jika kita merunut ke 3 hal diatas (energi sinyal satelit dan paket data) bisa jadi itulah alasan mereka tetap melakukan navigasi secara manual.

Apa manfaat kita tetap melakukan navigasi secara manual?

Navigasi secara manual hanya membutuhkan print out peta dan kompas , selama alat ini dijaga dengan baik maka akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi penggunanya, peta dan kompas tidak tergantung kepada sumber energi listrik, sinyal satelit dan paket data. Alat ini memiliki katahanan dan bisa digunakan secara berulang, sehingga jika anda investasi membeli peta dan kompas tidak akan rugi. kita juga bisa menggunakannya kapan saja jika kita mau.

Bayangkan jika kita menggunakan aplikasi smartphone, tiba-tiba ditengah kebutuhan kita yang mendesak smartphone kita kehabisan energi, maka apa jadinya jika hal ini kita alami? Tentu kepanikan akan melanda, jika pun kita dapat mengatasi kepanikan dan mendapatkan sarana untuk kembali mengisi energi baterai, berapa lama waktu yang kita butuhkan?

Beda halnya dengan alat yang manual, kita akan bisa terus menggunakannya tanpa keterbatasan kecuali jika alat yang kita miliki hilang. Jadi,kita harus menyadari perawatan dan penjagaan alat itu penting.

Setelah mengetahui manfaat navigasi secara manual maka sekarang saya akan menguraikan beberapa cara untuk berlatih navigasi darat di perkotaan.

Pertama-tama kita harus tahu cara membaca peta dan menggunakan kompas. Setelah itu baru kita aplikasi teknik peta kompas.

Untuk kota besar di Indonesia kita bisa menggunakan peta RBI keluaran Badan Informasi Geospasial (BIG). Carilah skala 1:25.000, jika ada bisa menggunakan skala 1:10.000. semakin kecil skala akan memuat informasi yang lebih detail.

Bagaimana mencari peta yang kita butuhkan ?

Mencari peta bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
1. Berdasarkan judul peta, judul biasanya diambil dari nama suatu tempat yang dianggap penting, bisa daimbil dari nama kota besar suatu daerah. Seperti Bandung.

2. Berdasarkan nomor peta, nomor peta bisa kita cari pada indeks peta.
Setelah mendapatkan peta maka tahapan selanjutnya kita bisa menggunakannya sebagai data awal dalam menentukan rencana perjalanan yang akan kita lakukan, tentu kita harus mengetahui cara membaca eta agar kita tidak salah dalam mengambil data.

Cara membaca peta kota

Sebelum membaca peta, kita harus tahu mengenal komponen-komponen peta.

Komponen peta dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria, yang terpenting adalah

a. Skala peta, akan berkaitan dengan perbandingan peta dengan medan sebenarnya. Skala dibagi 2 ada skala angka dan skala batang, skala angka berfungsi sebagai acuan dalam menentukan interval kontur dan jarak datar dipeta, sedangkan skala batang hanya berfungsi mengukur jarak datar dipeta.
b. Tahun pembuatan. Berkaitan dengan informasi perubahan atau perkembangan pada medan sebenarnya.
c. Indeks peta, berkaitan jika kita ingin mencari sambungan peta yang kita gunakan.
d. Legenda peta. Informasi terkait simbol-simbol yang ada pada peta.

Simbol dikelompokan pada beberapa kriteria

1. Gedung dan bangunan
2. Perhubungan
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Relief dan titik kontrol
5. Batas administrasi
6. Perairan
e. Cara membaca kordinat, kordinat adalah kedudukan suatu titik baik dipeta ataupun dimedan sebenarnya. Pada umumnya untuk kegiatan sipil menggunakan sistem kordinat geografis yang dinyatakan dalam satuan Derajat Menit dan Detik.

Jika kita sudah paham tentang simbol-simbol yang ada dipeta maka kita akan mudah dalam menentukan kondisi suatu medan dipeta. Misalkan ketika kita mendapatkan sebuah jalan yang memotong sungai maka kita akan tahu bahwa disana akan ada jembatan, begitu juga dengan yang lainnya.

Bernavigasi diperkotaan jelas berbeda dengan dihutan gunung dan lokasi lainnya. Pada dasarnya kita bisa menjadikan semua simbol yang tertera didalam peta sebagai patokan dalam bernavigasi. Namun yang perlu kita ketahui sebuah kota bisa berubah kapanpun sesuai dengan rencana pemerintah setempat. Oleh karena itu untuk bernavigasi kota tetap dianjurkan menggunakan patokan-patokan yang dianggap permanen. Seperti sungai, bukit, jembatan dan jalan besar.
Kita bisa menggunakan sungai dan jalan sebagai patokan atau tanda medan dalam bernavigasi. Sungai dan jalan seperti apa yang bisa dijadikan tanda medan?
1. Pertigaan  sungai atau jalan
2. Kelokan sungai atau jalan
3. Perempatan sungai atau jalan
4. Perpaduan sungai dengan jalan (jembatan)
Ingat istilah STYX
S bisa berarti kelokan sungai atau jalan
T bisa berarti pertigaan sungai atau jalan
Y bisa berarti bersatunya 2 sungai atau jalan
X bisa berarti perempatan sungai atau jalan.

bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar