Pagi
jam 10.00 saya dijemput dari rumah menggunakan mobil menuju Bandara Soekarno Hatta. Ya, kali ini saya
akan kembali berangkat menuju Timika untuk mempersiapkan pendakian ke Carstensz
dengan membawa tamu dari Republik Ceko. Dari Bandung saya berangkat bersama
Nurhuda.
Di perjalanan saya menyempatkan
membeli plastik packing dengan bahan yang sama dengan plastik obat/zipper. Plastik ini akan saya butuhkan untuk packing barang-barang yang nantinya
dimasukkan ke dalam bulsak. Dalam pendakian ini saya hanya membawa barang dibawah
10 kg, sisanya diserahkan dan diangkut oleh porter.
Dari rumah, saya menuju kosan Nurhuda di Cisitu, tepatnya di rooftop Alpina. Lalu
lintas terbilang lancar karena sudah bukan waktu orang berangkat kerja dan
sekolah, namun cuaca waktu itu terasa dingin karena memang suasana masih puasa. Saya pun masih berpuasa karena masih melihat situasi apakah saya lanjut puasa
atau berbuka karena akan melakukan perjalanan.
Setelah packing barang Nurhuda ke
mobil, kami mampir ke Abalaba di Cigadung untuk membawa bulsak yang akan kami
gunakan untuk packing barang selama pendakian. Disana kami bertemu dengan Kang
Boim dkk. Setelah berbincang-bincang kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Di tengah perjalanan ternyata
Nurhuda dan Pak Dadan sang sopir tidak berpuasa karena sudah meniatkan akan
melakukan perjalanan, tinggal saya sendiri yang berpuasa. Akhirnya saya juga
memutuskan untuk berbuka di Purwakarta karena alasan perjalanan
yang secara agama menurut beberapa pendapat dibolehkan berbuka sebagai udzur.
Menu buka puasa siang hari saya
adalah makanan khas Sadang, Purwakarta, apalagi kalau bukan soto sadang yang
kental akan kari dan santannya. Rest area yang menjadi tempat
istirahatnya para musafir, tidak heran dan menjadi tempat yang wajar jika
disana banyak yang tidak berpuasa.
Setelah makan siang kami
melanjutkan perjalanan menuju rumahnya Pak Haji di Ciganjur. Kami terjebak
macet di sekitar TB Simatupang dan sempat salah arah. Setelah memasuki daerah Ciganjur, kami pun terjebak macet kembali karena waktu telah mendekati maghrib
yang mana jam ini menjadi jam krusial alias jam panik karena orang-orang banyak
yang bergegas untuk menyiapkan dan berbuka di rumah bersama keluarga.
Kami tiba di rumah Pak Haji
beberapa saat sebelum maghrib. Karena kami tidak ada yang puasa, kami pun
langsung disuguhi kolak pisang dan aneka jajanan yang sengaja disiapkan Bu Dian untuk bekal kami di pesawat. Setelah berbincang-bincang sebentar sampai adzan
maghrib kami langsung berangkat menuju bandara. Sengaja kami berangkat beberapa
saat setelah adzan, sebab jam terebut jalanan akan kosong karena kebanyakan
orang tengah berbuka di mesjid ataupun di rumah.
Setibanya di bandara, kami
langsung chek in dan menyempatkan diri untuk makan malam. Kami memilih makan
sop konro yang mungkin tinggi akan lemaknya, ya anggap saja sedang menimbun
lemak untuk kami bawa dan dibakar selama pendakian ke Carstensz.
Setelah waktu dirasa cukup untuk
makan dan waktu boarding tiba, maka kami segera menuju ke gate untuk menaiki
pesawat. Namun saat pemeriksaan Pak haji tertahan dalam waktu yang cukup
lama, saya dan Huda pun sempat berbincang mengenai ini. Jika memang ada masalah
maka kami akan meninggalkan Pak Haji dan menunggunya di Timika, sebab pesawat tidak lama lagi akan terbang dan barang-barang kami sudah masuk bagasi. Tak
berapa lama kemudian Pak Haji datang, ternyata dia lupa membawa
pisau dapur yang terselip di bulsaknya, namun ketika dicari pisau tersebut tidak
ketemu sehingga harus kembali di xray. Pak Haji sempat menunjukan victorinox
yang dia bawa namun petugas menyatakan bukan yang itu dan akhirnya victorinox
menjadi sumber masalah baru. Petugas minta agar barang itu disimpan namun Pak
haji tidak mau dan kembali ke bagian bagasi untuk menitipkan barang tersebut ke
pilot.
Penerbangan kami dari Jakarta
menuju Timika terbilang lancar. Kami pun beruntung sebab saat transit di Makassar
kami tidak berganti pesawat yang menjadikan kami tidak usah keluar masuk
bnadara. Kami tiba sekitar jam 7 pagi di Timika. Disana sudah ada tim dari Adventure
Carstensz yang menjemput kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar