Jumat, 03 Juni 2016

SURVIVAL Action_bag 2

U -Use All Your Senses, Undue Haste Makes Waste

Gunakan semua pancaindra, hindari ketergesa-gesaan yang menghasilkan kesia-siaan.


Padadasarnya tubuh kita dioperasikan oleh hati dan pikiran kita, semua bayang-bayang itu diciptakan oleh diri kitasendiri, oleh sebab itu dalam kondisi survival kita harus mampu menguasai diri agar bisa menciptakan tindakan yang bermanfaat.





Kita harus sabar untuk mampu menciptakan keputusan yang berguna dan menghindari keputusan yang sia-sia, jika kita sudah bisa mengendalikan hati dan pikiran maka kita bisa menciptakan keputusan yang berguna dan menggunakan semua pancaindra dalam menghadapi kondisi terpuruk sekalipun.

Dalam kondisi terpuruk, hati dan pikiran seseorang akan bergejolak antara menyerah dan berjuang.

Secara pribadi, saya  punya pengalaman terpuruk disaat sedang berlayar dari Pulau Simuk menuju Teluk Dalam, Nias, Sumatera Utara. ditengah perjalanan kapal yang kami tumpangi dihantap ombak besar disertai tiupan angin kencang yang menyebabkan masuknya air ke ruang mesin, sehingga mesin kapal mati, kapal yang kami tumpangi berupa kapal kayu yang asal mulanya berupa kapal nelayan yang difungsikan sebagai kapal angkutan, sehingga sarana keselamatan serta komunikasi sangat terbatas.

Dari 25 orang penumpang semuanya terkena mabuk laut kecuali 3 orang nakhoda kapal, teman saya (Kang Donny) dan saya sendiri. Hampir semua permukaan lantai kapal dipenuhi muntah dan penumpang memilih terdiam dan tertidur dengan sesekali menyebut nama Tuhan setiap kali dihempas ombak. 

Dalam kondisi seperti itu hal pertama yang saya lakukan adalah terdiam menunggu kondisi yang tepat untuk mengeluarkan dan menggunakan alat-alat keselamatan yang memang sudah kami bawa sejak dari Bandung. Setelah kondisi memungkinkan saya mulai mengeluarkan gps dan peta untuk ploting lokasi kami terakhir, kemudian kami coba mengontak sejumlah orang untuk coba menolong kami.

Saya mampu melakukan tahaan itu dan keluar dari rasa takut karena saat itu saya ditugaskan menjadi seorang kordinator lapangan dan telah dibekali pengetahuan serta keterampilan dengan ditunjang beberapa peltan pendukung, sehingga dalam kondisi terpuruk atau darurat saya sudah memiliki proseduryang harus saya lakukan.

Dikesempatan lain saat saya mengikuti pelayaran nusantara bersama TNI AL ditengah perjalanan mereka membuat skenario terjadi kebakaran kapal yang mengharuskan semua penumpang dievakuasi, skenario ini jelas dirahasiakan, saat skenario dijalanakan semua penumpang nyaris terbirit-birit berlari ke arah dek atas kapal adapun saya dengan segera measukan barang yang berguna serta bisa dimanfaatkan jika dalam kondisi darurat saya harus terjun ke laut. dari hampir 500 orang mungkin hanya 2% yang berfikir untuk bisa self rescue.

Inti dari cerita yang coba saya rangkum diatas adalah jika kita ingin bisa menggunakan pancaindra kita dengan baik dalam kondisi darurat kita butuh 4 hal

1. Pengetahuan

2. Keterampilan
3. Latihan
4. Alat pendukung



Meskipun dalam suatu kondisi darurat terkadang seseorang bisa melakukan hal yang mustahil karena adanya dorongan karena rasa takut ataupun diluar nalar maka hal itu tidaklah bisa kita andalkan untuk menjadi alternatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar