Senin, 02 Mei 2016

Butuh perubahan

Tuhan yang maha kuasa mencipta manusia setelah alam raya berjalan dengan sistemnya. Manuaia dicipta sebagai pengisi sekaligus pengatur terhadap berkembangnya kehidupan, meskipun sebagian makhluk lain menentangnya dikarekan anggapan akan kebiasaan manusia yang suka membuat kerusakan. Tuhan punya rencana akan segala hal ciptaannya.

Dokumentasi Pribadi
Keluar dari kontek keyakinan diatas maka sebenarnya manusia - manusia yang menjadi nenek moyang kita semua terlahir dalam sistem kehidupan yang begitu asing dimuka bumi ini, terbalik dengan kehidupan ekosistem alam yang begitu kaya sehingga dalam perjalanannya manusia - manusia generasi awal cukup hidup dengan memanfaatkan alam seperlunya tanpa harus susah mencar, membuat & mengadakan berbagai jenis barang untuk penunjang kehidupan.

Semuanya berjalan seiring berkembang biaknya manusia, ilmu pengetahuan serta kebutuhan penunjang untuk layaknya sebuah kehidupan dari sudut pandang manusia - manusia masa kini.

Dibeberapa wilaya, indonesia masih memiliki daerah pedalaman yang berpenghuni cukup hidup dengan memanfaatkan alam seperlunya, mereka hidup tanpa merusak alam karena punya aturan adat sebagai penyangga kehidupan, mereka hidup begitu  harmoni dengan alam sekitarnya. Kini gaya hidup mereka cenderung dianggap asing dan dianggap primitif sehingga teryu digerus dan coba dihilangkan karena alasan moderenisasi dan kemajuan sebuah wilayah.

Jalan - jalan dibangun untuk mengakses keterpencilan daerah namun terkadang tidak dibarengi dengan akses pendidikan yang bisa memajukan mereka.

Saat ini manusia - manusia yang ada di Nusantara cenderung berpikiran maju dengan persepsi kemajuan teknologi & gaya moderen yang melupakan sinergitas dengan alam.

Seseorang dianggap mapan jika dia memiliki rumah beton dan bermobil, padahal dibalik itu mereka orang yang mapan justru membeli tanah dilokasi yang terisolasi dengan membangun rumah dan lingkungan bernuansa desa bahkan primitif. Ada apa? Mengapa mereka yang hidup maju justru menginginkan nuansa & suasan alami ? Jawabannya karena nenek moyang mereka dahulu juga merupakan penghuni alam raya yang hidup tanpa hiruk pikuk dengan berbagai kebisingannya maka tak heran jika mereka yang hidup mapan diperkotaan selalu merindu nuansa perkampungan bahkan menikmati keterisolasian.

Perlu kita sadari semua bahwa betapa negara kita kaya akan sumberdaya alam & manusianya, akan tetapi kehidupan kita cenderung tidak bisa harmoni dengan alam. Hutan - hutan dibabad, gunung - gunung diratakan, lautan dibiarkan menjadi pembuangan. Padahal negara lain sibuk membahas tentang pembuatan nuansa alam seperti dinegara kita yang kadang kita anggap biasa.

Kenapa kita tidak berpikir untuk menjaga alam kita dengank tidak menambang atau merusaknya, kita bisa menciptakan wisata - wisata alam yang bergengsi sehingga menarik minat asing untuk datang yang akan menghasilkan devisa bagi negara.

Kenapa ....kenapa....kenapa.....???

Mungkin benar apa yang sering jadi perbincangan di warung-warung kopi, masalahnya adalah masa jabatan 5 tahun tak cukup untuk bisa menghasilkan jika harus melalui proses  pembangunan dahulu, sehingga cara-cara instan dibutuhkan untuk segera mendapatkan keuntungan.

Mungkin itulah alasan kenapa Bung Karno pernah menyampaikan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Kita butuh perubahan nyata untuk menjaga Indonesia agar tidak makin tenggelam, kita butuh aksi nyata yang bisa dijalankan bukan dasar perintah akan tetapi karena kesadaran sendiri, kita bisa mulai perubahan mulai dari diri kita sendiri, oleh sebab itu simpul-simpul kecil harus segera dirangkai, pelita-pelita harus segera dinyalakan agar bisa memberikan manfaat dan menjaga Indonesia dari kebinasaan.

Dokumentasi Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar